
Enrekang, Warta Global.id - Peringatan Hari Guru Nasional 25 November 2025 meninggalkan catatan penting di Kabupaten Enrekang. Ketua PGRI Enrekang, Erik Kamase, yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, hingga berita ini diterbitkan belum menyampaikan ucapan atau pernyataan resmi terkait momentum besar para pendidik tersebut.
Sejak 24 November 2025, Warta Global mencoba menghubungi Erik. Selama dua hari berturut-turut untuk meminta komentar selaku Ketua PGRI. Namun hingga 26 November belum juga memberikan tanggapan.
Di kalangan guru dan pemerhati pendidikan, sikap diam ini dinilai janggal. Hari Guru merupakan momen penghormatan nasional, sebuah waktu untuk mengapresiasi perjuangan mereka yang bekerja membangun peradaban. Ketidakhadiran ucapan dari pucuk pimpinan PGRI justru dianggap sebagai bentuk minimnya kepekaan komunikasi publik.
“Ini momentum yang hanya datang sekali setahun. Guru menunggu perhatian simbolis dari pemimpinnya. Ucapan saja tidak sempat diberikan, itu sangat disayangkan,” kritik salah satu pendidik yang enggan disebutkan namanya.
Situasi ini menjadi sorotan tajam karena Erik bukan hanya Ketua PGRI, tetapi juga orang yang memimpin langsung roda pendidikan di Enrekang. Publik menilai, meluangkan waktu untuk sekadar memberikan ucapan bukanlah hal yang sulit, apalagi di tengah momentum sebesar Hari Guru Nasional.
Minimnya respons dari Ketua PGRI Enrekang ini dianggap sebagai bentuk kurangnya sensitivitas terhadap agenda yang menyangkut martabat guru.
Hingga kini, para guru di Enrekang masih menunggu pernyataan resmi dari Ketua PGRI. Mereka berharap apresiasi simbolis itu tetap hadir, meski terlambat.
KALI DIBACA



No comments:
Post a Comment