
Meskipun tidak diketahui secara pasti sejak kapan teknik ini mulai diterapkan, para petani percaya bahwa metode penyiraman ini sangat membantu dalam proses budidaya, terutama saat musim kemarau ketika ketersediaan air terbatas. Teknik ini bahkan sering disebut mampu menciptakan “hujan lokal” karena air yang dipompa dari kincir menyebar merata ke area pertanian.
Menurut Nedi, salah satu petani di Enrekang, teknik ini membawa perubahan besar bagi produktivitas pertanian.
“Dulu, petani Enrekang hanya mampu menanam bawang merah maksimal dua kali dalam setahun. Namun, sejak teknik penyiraman ini ditemukan, kami sudah bisa melakukan penanaman hingga empat sampai lima kali dalam setahun,” ujarnya, Jumat (5/9/2025).
Menariknya, hingga kini belum ada yang mengetahui siapa pencetus awal penggunaan teknik Massirang ini. Namun, manfaatnya dirasakan langsung oleh para petani karena hasil panen meningkat dan keberlangsungan budidaya tanaman lebih terjamin, terutama di tengah tantangan perubahan iklim dan musim kemarau yang semakin panjang.
Dengan adanya inovasi ini, para petani Enrekang semakin optimistis menghadapi masa depan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan.
KALI DIBACA



No comments:
Post a Comment