Enrekang, Warta Global.id — Aktivis sosial Abjhie mengecam keras tindakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Enrekang yang menolak keberatan keluarga korban penganiayaan terhadap anak di bawah umur. Menurutnya, keluarga korban telah berjuang mati-matian untuk mencari keadilan, namun justru merasa diperlakukan tidak adil.
“Kami menilai, seharusnya pihak Kejari Enrekang memberikan ruang dan mendengarkan aspirasi keluarga korban atas keberatan mereka terhadap putusan hakim, bukan justru memberikan jawaban yang membuat hati keluarga korban semakin terpukul,” tegas Abjhie, Rabu (27/8/2025).
Dalam perkara pidana, hak untuk mengajukan banding memang secara hukum berada di tangan terdakwa atau penuntut umum. Namun, keluarga korban dapat meminta JPU untuk mengajukan banding apabila merasa putusan pengadilan tidak memenuhi rasa keadilan.
Kasus ini sendiri menimpa sebuah keluarga sederhana di Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang. Pihak keluarga mengaku kecewa dengan putusan hakim yang dinilai belum memenuhi harapan mereka.
Abjhie juga mengingatkan bahwa jika tidak ada kejelasan dari pihak Kejari Enrekang terkait langkah hukum selanjutnya, besar kemungkinan akan muncul gerakan massa untuk mendukung perjuangan seorang ibu yang memperjuangkan keadilan bagi anaknya.
“Kami hanya ingin memastikan bahwa korban dan keluarganya mendapatkan hak mereka atas keadilan. Jangan sampai ada kesan hukum hanya berpihak pada yang kuat,” tambahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Kejari Enrekang belum memberikan keterangan resmi terkait penolakan keberatan keluarga korban tersebut.
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment