Skandal Politik di Lutim, Anggota Panwaslu Terbukti Langgar Etika dan ASN Didorong ke Jalur Hukum - WARTA GLOBAL SULSEL

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Berita Update Terbaru

logoblog

Skandal Politik di Lutim, Anggota Panwaslu Terbukti Langgar Etika dan ASN Didorong ke Jalur Hukum

Thursday, October 17, 2024
Luwu Timur, Sulsel – Ketua Bawaslu Luwu Timur, Pawenari, umumkan hasil keputusan terkait dua kasus pelanggaran yang sedang menjadi sorotan publik. 

Dalam rapat pleno yang digelar, Bawaslu menyatakan pelanggaran serius telah terbukti dilakukan oleh oknum anggota Panwaslu Kecamatan Tomoni dan seorang ASN yang diduga menguntungkan salah satu pasangan calon bupati.

Kasus pertama melibatkan oknum anggota Panwaslu Kecamatan Tomoni yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku penyelenggara pemilu. Berdasarkan laporan dengan nomor register 002/reg/lp/pb/kab/27.10/x/2024, Bawaslu menyatakan bahwa hasil klarifikasi terhadap pelapor, terlapor, dan saksi-saksi menguatkan dugaan pelanggaran tersebut.

"Berdasarkan kajian dan fakta yang ada, Bawaslu Luwu Timur memutuskan untuk memberhentikan oknum tersebut dari jabatannya sebagai anggota Panwaslu Kecamatan Tomoni," tegas Pawenari. 

Lanjut Pawenari, surat keputusan pemberhentian akan segera dikeluarkan sebagai langkah akhir dari proses ini.

Sementara itu, laporan kedua dengan nomor register 001/REG/LP/PB/KAB/27.10/X/2024 terkait dugaan keterlibatan ASN yang menguntungkan salah satu pasangan calon dalam Pilkada Luwu Timur 2024 juga telah dibahas. 

Berdasarkan hasil klarifikasi terhadap pelapor, terlapor, saksi, dan ahli dalam rapat Sentra Gakkumdu Luwu Timur, kasus ini dinyatakan memenuhi unsur dugaan tindak pidana pemilihan.

Kasus tersebut telah dilimpahkan ke Penyidik Kepolisian Resort Luwu Timur untuk ditindaklanjuti sesuai dengan hukum yang berlaku. 

"Selain itu, terkait pelanggaran netralitas ASN, kasus ini juga akan diteruskan ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku," ujar Pawenari.

KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment